Explore Indonesia, di kesempatan kali ini, saya ingin membagi pengalaman saya yang lain nya, masih di tanah papua guys, tapi kali ini kita ga bakal bahas masalah pantai atau laut dulu ya guys, kali ini saya mau bahas dari bagian dalam papua, yaitu suku Asmat, kalian pasti sudah dengar suku yang satu ini, benar sekali guys, suku asmat ini adalah suku asli tanah papua yang sudah terkenal di seluruh dunia. suku ini terkenal dengan cara bertahan hidup nya.
Suku Asmat adalah sebuah suku di Papua.
Suku Asmat dikenal dengan hasil ukiran kayunya yang unik. Populasi suku
Asmat terbagi dua yaitu mereka yang tinggal di pesisir pantai dan mereka yang tinggal di bagian pedalaman. Kedua populasi ini saling berbeda satu sama lain dalam hal dialek,
cara hidup, struktur sosial dan ritual. Populasi pesisir pantai
selanjutnya terbagi ke dalam dua bagian yaitu suku Bisman yang berada di
antara sungai Sinesty dan sungai Nin serta suku Simai.
Suku Asmat adalah nama dari sebuah suku terbesar dan paling terkenal di
antara sekian banyak suku yang ada di Papua, Irian Jaya, Indonesia.
Salah satu hal yang membuat suku asmat cukup dikenal adalah hasil ukiran
kayu tradisional yang sangat khas. Beberapa ornamen / motif yang
seringkali digunakan dan menjadi tema utama dalam proses pemahatan
patung yang dilakukan oleh penduduk suku asmat adalah mengambil tema
nenek moyang dari suku mereka, yang biasa disebut mbis. Namun tak
berhenti sampai disitu, seringkali juga ditemui ornamen / motif lain
yang menyerupai perahu atau wuramon, yang mereka percayai sebagai simbol
perahu arwah yang membawa nenek moyang mereka di alam kematian. Bagi
penduduk asli suku asmat, seni ukir kayu lebih merupakan sebuah
perwujudan dari cara mereka dalam melakukan ritual untuk mengenang arwah
para leluhurnya.
Untuk menuju ke pemukiman suku asmat, kita bisa pakai dua alternatif transport ke tujuan pertama yang harus kita tuju yaitu kampung Agats, kita bisa lewat jalur laut atau udara, tapi tentu nya ga murah biaya buat kita kesana guys, dari agats kita bisa pakai perahu untuk menyusuri sungai ke atas menuju perkampungan suku asmat, tapi hati2 guys di sepanjang sungai itu kita bisa jumpain banyak buaya rawa, di kampung agats kita bisa liat buaya hasil tangkapan warga yang sudah di awetkan guys dan di simpan di museum Agats.
Di museum itu juga kita bisa liat banyak karya seni ukiran & hasil pahatan kayu asli dari suku pedalaman asmat.
Kalo kita mau beli souvenir buat di bawa pulang kita bisa beli langsung dari orang disana atau kalian bisa berkunjung ke Alexis House Galery Art, disana kalian bisa beli atau sekedar liat2 aja guys karya seni hasil tangan orang2 asmat asli. disana juga kita bisa temuin banyak fosil kerangka buaya.
Mengenai kondisi alam disana guys, Wilayah yang mereka tinggali sangat unik.Dataran coklat lembek yang
tertutup oleh jaring laba-laba sungai.Wilayah yang ditinggali Suku Asmat
ini telah menjadi Kabupaten sendiri dengan nama Kabupaten Asmat dengan 7
Kecamatan atau Distrik.Hampir setiap hari hujan turun dengan curah
3000-4000 milimeter/tahun.Setiap hari juga pasang surut laut masuk
kewilayah ini,sehingga tidak mengherankan kalau permukaan tanah sangat
lembek dan berlumpur.Jalan hanya dibuat dari papan kayu yang ditumpuk di
atas tanah yang lembek.Praktis tidak semua kendaraan bermotor bisa
lewat jalan ini.Orang yang berjalan harus berhati-hati agar tidak
terpeleset,terutama saat hujan.
Satu hal yang patut ditiru dari pola hidup penduduk asli suku
asmat,mereka merasa dirinya adalah bagian dari alam, oleh karena itulah
mereka sangat menghormati dan menjaga alam sekitarnya, bahkan, pohon
disekitar tempat hidup mereka dianggap menjadi gambaran dirinya. Batang
pohon menggambarkan tangan, buah menggambarkan kepala, dan akar
menggambarkan kaki mereka
Rumah Tradisional Suku Asmat adalah Jeu dengan panjang sampai 25
meter.Sampai sekarang masih dijumpai Rumah Tradisional ini jika kita
berkunjung ke Asmat Pedalaman.Bahkan masih ada juga di antara mereka
yang membangun rumah tinggal di atas pohon.
- Ritual Pembuatan dan Pengukuhan Perahu Lesung
Setiap 5 tahun sekali, masyarakat Asmat membuat perahu-perahu
baru.Dalam proses pembuatan prahu hingga selesai, ada berapa hal yang
perlu diperhatikan. Setelah pohon dipilih, ditebang, dikupas kulitnya
dan diruncingkan kedua ujungnya, batang itu telah siap untuk diangkut ke
pembuatan perahu. Sementara itu, tempat pegangan untuk menahan tali
penarik dan tali kendali sudah dipersiapkan. Pantangan yang harus
diperhatikan saat mengerjakan itu semua adalah tidak boleh membuat
banyak bunyi-bunyian di sekitar tempa itu. Masyarakat Asmat percaya
bahwa jika batang kayu itu diinjak sebelum ditarik ke air, maka batang
itu akan bertambah berat sehingga tidak dapat dipindahkan.
Untuk menarik batang kayu, si pemilik perahu meminta bantuan kepada
kerabatnya. Sebagian kecil akan mengemudi kayu di belakang dan
selebihnya menarik kayu itu. Sebelumnya diadakan suatu upacara khusus
yang dipimpin oleh seorang tua yang berpengaruh dalam masyarakat.
Maksudnya adalah agar perahu itu nantinya akan berjalan seimbang dan
lancar.
Perahu pun dicat dengan warna putih di bagian dalam dan di bagian
luar berwarna merah berseling putih. Perahu juga diberi ukiran yang
berbentuk keluarga yang telah meninggal atau berbentuk burung dan
binatang lainnya.Setelah dicat, perahu dihias dengan daun sagu. Sebelum
dipergunakan, semua perahu diresmikan terlebih dahulu. Para pemilik
perahu baru bersama dengan perahu masing-masing berkumpul di rumah orang
yang paling berpengaruh di kampung tempat diadakannya pesta sambil
mendengarkan nyanyi -nyanyian dan penabuhan tifa. Kemudian kembali ke
rumah masing-masing untuk mempersiapkan diri dalam perlombaan perahu.
Para pendayung menghias diri dengan cat berwarna putih dan merah
disertai bulu-bulu burung. Kaum anak-anak dan wanita bersorak-sorai
memberikan semangat dan memeriahkan suasana. Namun, ada juga yang
menangis mengenang saudaranya yang telah meninggal.
Dulu, pembuatan perahu dilaksanakan dalam rangka persiapan suatu
penyerangan dan pengayauan kepala. Bila telah selesai, perahu -perahu
ini dicoba menuju tempat musuh dengan maksud memanas -manasi mereka dan
memancing suasana musuh agar siap berperang. Sekarang, penggunaan perahu
lebih terarahkan untuk pengangkutan bahan makanan.
Nah sekian dulu info berbagi pengalaman dari saya kali ini, semoga bisa bermanfaat guys, masih banyak hal-hal menarik di sekitar kita tentunya di negeri kita ini yang belum terexplore guys,,,
untuk info lain nya follow terus blogspot saya dan jangan lupa follow :
My Instagram : @Mbik doankEmail : Sabikin_RS@yahoo.com
My site : Sabikinrahmat.wixsite.com
SALAM ADMIN : EXPLORE INDONESIA
Sumber artikel : Wikipedia.
No comments:
Post a Comment